Senin, 24 September 2012

Surya Paloh: Masyarakat Indonesia Harus Rebut Kembali Kedaulatannya



JAKARTA--MICOM: Kondisi berbangsa di Indonesia mulai masuk ke dalam tahap yang mengkhawatirkan. Dalam banyak hal rakyat kehilangan kedaulatan atas berbagai macam hak seperti ekonomi, politik, dan pendidikan.

"Kita mulai diingatkan bahwa nasionalisme dan patriotisme kita sebagai bangsa mulai terancam," kata Ketua Umum Nasional Demokrat usai peluncuran buku Mari Bung Rebut Kembali di kantor DPP Nasdem di Jakarta, Senin (16/7).

Buku tersebut merupakan kumpulan pidato Surya Paloh, yang terdiri dari  enam belas pidato dalam berbagai momen acara dengan tema beragam sejak tahun 2010 sampai 2012.

Buku tersebut merupakan kado hadiah ulang tahun Surya ke-61 dari para kerabat. "Buku itu merupakan kumpulan pidato saya sejak melahirkan organisasi Nasional Demokrat. Buku ini bisa menjadi bacaan bagi kaum muda yang ingin memaknai patriotisme," ungkapnya.

Lebih lanjut Surya menegaskan, kedaulatan rakyat Indonesia itu merupakan hal yang tidak bisa lepas dari kita. Kenyataannya, rakyat seperti kehilangan kedaulatan tidak seperti halnya pada era awal kemerdekaan.

"Nasionalisme ini bisa dibangkitkan apabila muncul kesadaran dari seluruh komponen bangsa untuk merebut kedaulatannya," ungkapnya.

Ketika ditanya apakah sikap ini justru memunculkan sikap chauvinis, Surya hanya mengatakan, pada dasarnya pihaknya hanya mempunyai niat baik untuk memperbaiki kondisi bangsa saat ini. "Dan yang bisa memperbaiki itu hanya bangsa sendiri. Tidak mungkin mengandalkan bangsa lain," tegasnya.

Karena itu, ia berharap Nasional Demokrat bisa melakukan proses pendidikan politik sehingga aspek ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan bisa diperbaiki. "Rakyat harus punya harapan. Revitalisasi seluruh kekuatan yang harus direbut," ujarnya.

Pengamat komunikasi Bachtiar Ali menambahkan, pada prinsipnya masyarakat Indonesia harus percaya dengan dirinya untuk merebut kedaulatannya. Hal ini harus ditunjang oleh adanya faktor kepemimpinan yang kuat yang menentukan arah perjuangan bangsa. "Persoalannya saat ini faktor kepemimpinan itu lah yang kurang," ujarnya.

Ia menegaskan, buah pikiran Surya Paloh dalam bukunya bukan sesuatu yang bersifat chauvinis. "Surya Paloh hanya menganjurkan agar kita tetap ada di Bumi. Cuma mengingatkan agar jangan terlalu terpengaruh dengan pemikiran luar," ungkapnya. (Che/OL-9)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar