Minggu, 06 Juli 2014

Jokowi Umrah, JK Pilih Pulang Kampung Saat Masa Tenang



Liputan6.com, Jakarta - Capres nomor urut 2 Joko Widodo berencana umrah untuk mengisi masa tenang jelang Pilpres 2014. Lalu apa yang akan dilakukan cawapres pendamping pria yang karib disapa Jokowi itu, Jusuf Kalla atau JK?

JK mengaku ingin beristirahat di kediamannya. Lalu setelah itu, dia akan langsung bertolak ke kampung halamannya di Makassar, Sulawesi Selatan.

"Setelah debat capres, saya istirahat. Besoknya pulang kampung ke Makassar, istirahat di sana," ujar JK usai rapat dengan Jokowi dan timses di Jalan Subang nomor 3A, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (5/7/2014).

JK mengatakan, pasangan politiknya Jokowi akan umrah pada Minggu 6 Juli. Jokowi akan berada di Tanah Suci selama 2 hari. Mantan Walikota Solo itu kembali ke tanah air sebelum hari pencoblosan pada 9 Juli 2014.

Sedangkan hari Sabtu ini, Jokowi dan JK akan menghabiskan waktu di Ibukota. Setelah latihan penguasaan materi, pasangan nomor urut 2 ini bakal mendatangi konser Salam 2 Jari di Gelora Bung Karno. Dari sana, keduanya bakal menghadiri debat pamungkas capres-cawapres di Hotel Bidakara.

"Ini kan di Gelora Bung Karno. Kemudian debat. Selesai itu saya istirahat. Pak Jokowi umrah," ucap JK. (Sss)

(Nadya Isnaeni )


Tags :  PILPRES 2014  JUSUF KALLA  JOKOWI-JK

Sabtu, 05 Juli 2014

Partai Nasdem Resmi Berkoalisi dengan PDI

Senyum Jokowi-JK Saat Dengar Kemenangan di Arab Saudi




Liputan6.com, Jakarta - Relawan capres dan cawapres nomor urut 2 Jokowi-JK mengklaim pasangan usungannya itu berhasil meraih mayoritas suara pemilih di Pilpres 2014 yang digelar di Arab Saudi pagi tadi. Pilpres di luar negeri memang dilaksanakan sebelum pencoblosan di tanah air 9 Juli 2014, yakni pada 4-6 Juli 2014.

Berdasarkan hasil survei exit poll yang digelar relawan, Jokowi-JK berhasil meraih suara 81% di Arab Saudi. Sementara capres lawan, Prabowo-Hatta hanya mengantongi suara sebanyak 14%. Sedangkan suara tak sah mencapai 5%. Mendengar kabar baik ini, Jokowi pun semringah.

Jokowi mengaku senang dengan perolehan tersebut. Namun dia tetap akan menunggu hasil perhitungan resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).

"Ya bagus. Kurang lebih dalamnya juga sama. Di luar WNI, di sini juga WNI. Nanti dilihatlah, jangan mendahului. Tunggu saja 9 Juli," ucap Jokowi di Jalan Subang, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (5/7/2014).

Sama seperti Jokowi, sang cawapres Jusuf Kalla atau JK juga girang. "Apalagi di dalam negeri, di luar aja menang," ujar JK sambil tersenyum.

Selain di Arab Saudi, Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) tersebut juga mengaku mendapatkan laporan kemenangan di Qatar dan China. Menurutnya, berita baik ini bisa terjadi karena adanya dukungan media sosial yang jaringannya menjangkau dunia internasional.

"Di Twitter kan ramai kemarin hastag #AkhirnyaMilihJokowiJK berarti benar itu," ujar JK.

Bahkan menurut JK, maraknya kampanye hitam tidak akan mempengaruhi pilihan rakyat. Dia dan jajarannya juga akan berusaha menjaga Pilpres nanti berlangsung dengan bersih dan aman.

"Begini, susah melawan rakyat dan kita akan menjaga Pilpres ini berlapis. Untuk saksi resmi kita akan menugaskan relawan-relawan," tuturnya. (Sss)

(Nadya Isnaeni )


Tags :  PILPRES 2014  JOKOWI-JK

Siap Menerima Sanksi, Ribuan Kader Nasdem Dukung Prabowo




REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Ribuan kader Nasdem memilih membelot untuk mendukung capres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Mereka pun siap menerima sanksi apapun dari partai.

Dukungan diberikan melalui deklarasi dukungan simpatisan Nasdem Kota Cirebon, di lapangan bulutangkis RW 01 Kegiren Kelurahan/Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon, Sabtu (5/7).

Dalam deklarasi itu, mereka sepakat untuk memilih pasangan Prabowo-Hatta. Mereka menilai, Prabowo sosok  yang mumpuni, tegas dan tidak mau diinjak negara asing.

''Prabowo-Hatta akan membawa bangsa ini lebih maju. Kami siap memenangkan pasangan Prabowo-Hatta,'' tegas Ketua Relawan Nasdem, M Ichwan Malik.

Ichwan menjelaskan, keputusan untuk mendukung Prabowo-Hatta itu  diberikan dari ketiga daerah pilihan (Dapil) di Kota Cirebon. Pihaknya mengaku siap menerima sanksi apapun dari partai, termasuk sanksi berupa pemecatan.