Selasa, 20 Agustus 2013

Uang Panas di SKK migas

NasDem copot Endriartono Sutarto karena ikut Konvensi Demokrat

Reporter : Randy Ferdi Firdaus
Selasa, 20 Agustus 2013

Ketua Dewan Pertimbangan Partai NasDem Endriartono Sutarto menyatakan serius mengikuti Konvensi Capres Partai Demokrat. Hal itu diungkapkan mantan Panglima TNI tersebut melalui surat resmi yang disampaikannya kepada Partai NasDem.

"Pak En sudah memutuskan akan ikut konvensi itu, dan kita silakan saja itu keputusan politik, orang per orang," jelas Sekretaris Jendral (Sekjen) Partai Nasional Demokrat (NasDem), Patrice Rio Capella, saat dihubungi wartawan, Selasa (20/8).

Atas keputusan itu, Rio pun menegaskan, partai telah mencopot jabatan Endriartono sebagai ketua dewan pertimbangan partai.

"Pak En mengirimkan surat, itu konteks ikut konvensi bukan yang lain. Karena itu kita bebas tugaskan. Jangan karena konvensi memerlukan konsen yang tinggi, Pak En tidak bisa bertugas sebagai ketua dewan pertimbangan," tegas dia.

Sebelumnya, Majelis Tinggi Partai Demokrat memang berencana mengundang Endriartono untuk ikut ajang penjaringan capres Demokrat untuk Pilpres 2014. Namun, komite konvensi belum memutuskan secara resmi siapa saja nama-nama yang benar-benar ikut dalam bursa peserta konvensi Demokrat.
merdeka.com
[ren]

Rabu, 14 Agustus 2013

Kawan Lama : Komentar Pejabat SKK Migas Soal Penangkapan Rudi Rubiandini

Rabu, 14 Agustus 2013                                                                                Anggi Kusumadewi



Ketika diangkat menjadi Kepala SKK Migas, SBY percaya Rudi kredibel.

VIVAnews – Penangkapan KPK atas Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini dini hari ini, Rabu 14 Agustus 2013, mengagetkan para anak buahnya. Rudi digelandang ke kantor KPK sekitar pukul 01.00 WIB bersama beberapa orang lainnya.

“Saya baru tahu informasi Bapak Rudi ditangkap. Saya tidak tahu apa kasusnya,” kata Sekretaris SKK Migas, Gde Pradnyana, kepada VIVAnews. Menurutnya, penangkapan Rudi ini kemungkinan akan sekalian dibicarakan dalam halal-bihalal di kantor SKK Migas pagi ini.
Untuk diketahui, sebelum ditunjuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Kepala SKK Migas, Rudi lebih dulu menjabat Wakil Menteri ESDM selama tujuh bulan. 
Menurut Presiden, SKK Migas harus menjadi lembaga eksekutif tersendiri yang menjalankan tugasnya secara profesional, akuntabel, transparan. “Yang bisa diaudit sehingga tak ada penyimpangan apapun dalam mengatur usaha hulu minyak dan gas bumi serta mengelola aset besar,” kata SBY.
Oleh karena itu ia memutuskan untuk menunjuk Rudi Rubiandini untuk menjadi Kepala SKK Migas itu setelah melalui tahapan wawancara dan uji kepatutan. “Kami pastikan orang ini betul-betul kredibel, akuntabel, dan  bisa menjalankan tugasnya dengan baik. Maka saya  tetapkan Profesor Rudi Rubiandini menjadi kepala SKK Migas,” kata SBY.
Doctor of Engineering Bidang Teknik Perminyakan dari Technische Universitaet Clausthal Jerman itu dipercaya memimpin SKK Migas karena sebelumnya pernah bertugas di BP Migas selama tiga tahun.

Namun belum usai masa jabatannya, KPK menangkap Rudi. Ia diduga terkait kasus suap sebesar US$700 ribu. “Selain Rudi, ada 2 orang lainnya yang ikut kami tangkap. Total ada 3 orang yang ditangkap,” kata Juru Bicara KPK Johan Budi.

Kamis, 08 Agustus 2013

Kuasa Hukum Anas Minta KPK Periksa SBY dan Ibas



JAKARTA, KOMPAS.com
 — Firman Wijaya, kuasa hukum mantan Ketua Umum Partai Demokrat (PD) yang juga tersangka kasus dugaan gratifikasi proyek Hambalang, Anas Urbaningrum, meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memeriksa Ketua Umum PD Susilo Bambang Yudhoyono dan Sekjen PD Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas terkait aliran dana Kongres Partai Demokrat 2010. Keduanya disebut sebagai tim pendukung Andi Alfian Mallarangeng yang saat itu menjadi kandidat calon ketua umum Partai Demokrat. 

"Kalau KPK concern mengusut aliran dana ke Kongres Demokrat, seharusnya Pak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) dan Pak Edhie diperiksa juga," ujar Firman saat dihubungi Kompas.com, Selasa (6/8/2012). 

Firman mengatakan, pekan lalu, pihaknya telah menyampaikan compact disc (CD) berisi video iklan Andi Mallarangeng sebagai kandidat ketua umum. Anas meminta KPK mengusut sumber dana biaya iklan tersebut. 

"Hasil investigasi dari CD yang kita dapatkan, dalam video itu mereka berdua (SBY dan Ibas) menjadi tim pendukung. Jadi kalau kaitan kongres, semua di dalam itu diperiksa. Jangan mempersonalisasikan ini kongres Anas, kan kongres Demokrat," terangnya. 

Sementara itu, KPK sebelumnya menolak CD yang diserahkan Firman. KPK meminta, video dalam CD tersebut dijelaskan langsung oleh Anas. Namun, menurut Firman, tidak ada alasan KPK menolak CD itu. Firman meminta KPK segera memvalidasi barang bukti yang diserahkannya. 

"Kita berharap KPK tidak menolak barang bukti yang kita bawa. Tidak harus Anas, penasihat hukum juga berhak menyampaikan temuan. Seharusnya setiap barang bukti divalidasi oleh KPK," ujarnya. 

Seperti diketahui, dalam kasus dugaan penerimaan hadiah terkait proyek Hambalang, KPK menetapkan Anas sebagai tersangka. Anas diduga menerima pemberian hadiah atau janji terkait proyek Hambalang saat dia masih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Hadiah tersebut diduga berupa Toyota Harrier dan hadiah lainnya yang belum diungkapkan oleh KPK. 

Kemudian, KPK mendalami keterkaitan antara penyelenggaraan Kongres Partai Demokrat 2010 dan gratifikasi yang diduga diterima oleh Anas. Diduga, ada aliran dana BUMN ke kongres tersebut. Aliran dana itu diduga mengalir untuk pemenangan Anas Urbaningrum sebagai ketua umum. KPK juga telah memeriksa saksi lain yang berkaitan dengan kongres, antara lain Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Saan Mustopa dan Manajer PT Aston Tropicana Bandung yang bernama Yogi.
Editor : Caroline Damanik

Senin, 05 Agustus 2013

Bom Vihara, Teroris Diduga Incar Tempat Ibadah Lain

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bom meledak di Vihara Ekayana, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Pengamat Intelijen Mardigu WP mengatakan bom tersebut bertujuan untuk membuat ketakuan di masyarakat.
"Kali ini dia nyerang dengan bom bermuatan 3 kilo, biasanya 20 kilo, 40 kilo  kalau ledakan kecil jelas bukan untuk membunuh. Niatnya dia hanya untuk buat ketakutan atau kebencian antarsesama, ini tujuan offensif," kata Mardigu ketika dihubungi, Senin (5/8/2013).
Mengenai alasan penyerangan Vihara, Mardigu mengatakan pelaku akan menyasar tempat ibadah lain. "Saya prediksi setelah vihara, dia akan menyasar pura, bisa juga ke gereja apa, ini sudah makin lebar. Dia hanya bikin ketakuatan," tuturnya.
Mardigu menduga kelompok teroris yang menaruh bom di Vihara berbeda dengan jaringan-jaringan sebelumnya. Namun ideologi tetap sama yakni memperbolehkan kekerasan hingga membunuh. "Sudah beda pemimpin, dan strategi tapi masih satu jalan pemikiran," tuturnya.
Sebelumnya, pada saat terjadi ledakan sekitar pukul 19.01 WIB, Minggu (4/8/2013) sekitar 300 umat sedang melakukan kebaktian. Bunyi ledakan pertama berada di depan pintu masuk tempat ibadah tepatnya dibelakang patung Budha Maitreya. Bahan peledak tersebut sebelum meledak sempat mengeluarkan asap.
Bunyi ledakan pun terdengar dan membuat jemaah kaget dan maju ke depan mendekati patung Budha yang berada di dalam ruang utama tempat ibadah. Saat itu, posisi jemaah dalam posisi membelakangi sumber ledakan karena patung budha utama berada di sebelah timur.  Tetapi mereka tetap melanjutkan ibadah dan biksu pun tetap melakukan ceramahnya.
Berselang beberapa menit, kembali terjadi ledakan di depan pintu ke dua, atau di halaman wihara tepatnya berada di belakang patung Budha Sakyamuni.
Setelah itu pihak wihara pun melaporkan kejadian tersebut kepada polisi. Beberapa saat petugas gegana pun tiba dan kembali menemukan satu buah bom dan diurai.