BANDUNG, KOMPAS.com - Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Keluarga Mahasiswa (KM) Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar aksi unjuk rasa di depan kampusnya, Jalan Ganesha, Bandung, Sabtu, (20/10/2012). Mereka menilai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah gagal memimpin Indonesia selama 8 tahun terakhir ini.
"SBY dinilai telah gagal merumuskan dan mengimplementasikan kebijakan dalam rangka memajukan kesejahteraan umum," tegas Anjar Dimara Sakti, Presiden Keluarga Mahasiswa ITB kepada wartawan usai melakukan aksi di Jalan Ganesha, Bandung, Sabtu, (20/10/2012).
Dalam aksinya, massa membawa spanduk bertuliskan "Selesaikan Evaluasi SBY 8 Tahun #SBYSudahlah". Mereka juga membawa karangan bunga sebagai simbol duka atas bobroknya negeri sekarang ini.
Anjar menyebut, tingkat kemiskinan di Indonesia melambung tinggi. Sebanyak 13 persen atau 31 juta jiwa, standar kemiskinan itu tidak sesuai dengan standar internasional. Mereka yang disebut miskin adalah pendapatannya yang kurang dari Rp 8.015 per hari. Padahal standar miskin dunia adalah di bawah Rp 18.000 per hari.
"Apabila standar ini diimplementasikan, maka angka kemiskinan di Indonesia menjadi 46 persen atau sekitar 110 juta jiwa," jelasnya.
Lanjutnya, begitu pula dengan jumlah pengangguran. Menurutnya, rakyat yang disebut pengangguran adalah mereka yang bekerja kurang dari 1 jam per pekan. Dengan demikian tingkat pengangguran di Indonesia mencapai 8 persen. Namun, jika menggunakan standar internasional, mereka yang bekerja kurang dari 35 jam per pekan, sehingga disimpulkan pengangguran di Indonesia mencapai 25 persen.
Selain itu, tertuang dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 4 alokasi 20 persen APBN merupakan jaminan untuk kualitas pendidikan. Namun faktanya, alokasi 20 persen masih termasuk ke dalam gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan di 16 kementerian di luar kemendikbud. "Hal ini tidak efektif, tidak efisien dan bisa dikatakan karut marut, SBY telah gagal memimpin negeri ini," tegasnya.
Editor :
Farid Assifa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar